Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang yang tajam dan
sisi bagian atas yang lebih melengking dari sisi bagian bawahnya. Bentuk ini
membuat kecepatan aliran udara melalui muka bagian atas lebih besar dari
kecepatan aliran udara melalui muka bagian bawah pada saat pesawat tinggal
landas.
Besarnya gaya angkat pesawat terbang dapat dirumuskan sebagai berikut:
P1 – P2= 1/2ρ . A(v22 – v12)
Dimana: P1 = tekanan di bawah sayap
P2 = tekanan di atas sayap
v1 = kecepatan udara di bawah
sayap
v2 = kecepatan udara di bawah
sayap
ρ = massa jenis udara
A= luas penampang sayap
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat pesawat akan berangkat, tekanan
udara pada bagian bawah lebih besar daripada tekanan udara pada bagian atas.
B.
Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul karena adanya gaya yang menarik
sebuah benda dan arahnya berlawanan. Gaya gesek dapat dirumuskan sebagai
berikut:
fg = µ. N
dimana: fg =gaya gesekan (Newton)
µ = koefisien gesekan
N= gaya normal
Koefisien gesekan ada dua yaitu:
·
Koef. Gesekan Statis
Koefisien gesekan statis digunakan jika benda dalam keadaan diam.
Besarnya gaya gesekan statis dapat diketahui melalui persamaan sebagai berikut:
fs = µs. N
·
Koef. Gesekan Kinetik
Koefisien gesekan kinetis digunakan jika benda dalam keadaan bergerak.
Besarnya gaya gesekan kinetis dapat diketahui melalui persamaan sebagai berkut:
Fk = µk. N
Hubungan gaya gesekan dengan hukum newton adalah sebagai berikut:
F - fg = m.a dengan fg
= µ.mg
- Hukum Newton
Pada pesawat menggunakan
hukum newton III. Hukum Newton III berbunyi : Jika sebuah benda mengerjakan
gaya pada benda lain, maka benda lain tersebut mengerjakan gaya pada benda yang
pertama yang sama besarnya tetapi berlawanan arah. Hukum Newton III ini sering
disebut Hukum Aksi-Reaksi.
Menekankan pada prinsip
perubahan momentum manakalah udara dibelokkan oleh bagian bawah sayap pesawat.
Dari prinsip aksi-reaksi, muncul gaya pada bagian bawah sayap yang besarnya
sama dengan gaya yang diberikan sayap untuk membelokkan udara.
Dalam hal ini, aksi yaitu
gerak/ tekanan udara yang berasal dari permukaan airfoil (bentuk sayap) bagian
atas yang menekan airfoil ke bagian bawah dengan tekanan beribu-ribu ton udara,
sehingga karena pada bagian bawah airfoil tertekan oleh ribuan ton dari atas
airfoil.
- Efek Coanda
Menurut Coanda, udara yang
melewati permukaan lengkung akan mengalir sepanjang permukaan itu.
- Kinematika Gerak Lurus
Pada bahasan ini, kami
membahas tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan. Suatu benda dikatakan melakukan
gerak lurus berubah beraturan jika kecepatannya semakin lama semakin bertambah/
berkurang. Persamaannya adalah:
Vt= Vo +a.t
Vt = kecepatan akhir benda
Vo= kecepatan awal benda
A = percepatan benda
T = waktu tempuh
Sedangkan persamaan yang
digunakan untu menentukan jarak yang ditempuh oleh suatu benda selama jangka
waktu tertentu adalah:
St= Vo.t+1/2 a.t2
St = Jarak yang ditempuh
benda
Vo = kecepatan awal benda
A = percepatan benda
T =waktu tempuh
thank's sudah mereview sy yg agak lupa
BalasHapusthanks ya
BalasHapusizin copas buat tugas sekolah..
BalasHapussebelumnya trimakasih :)
Bagus
BalasHapuskoreksi untuk gaya angkat, F1-F2 lebih tepatnya. bukan P1-P2
BalasHapuskoreksi untuk gaya angkat, F1-F2 lebih tepatnya. bukan P1-P2
BalasHapusV1 dan v2 sama?
BalasHapusberarti v1 lebih besar dari pada v2.atau v1 > v2.
BalasHapusburuk
BalasHapus